Ku melihatmu pertama kali saat
salah satu kegiatan sekolah di laksakankan, kau yang sedang bermain di lapangan
basket Membuatku telah jatuh hati, yang awalnya hanya sebatas rasa kagum
kemudian tumbuh menjadi seuatu yang lebih. sosokmu yang lebih tinggi dari
kebanyakan anak seusiamu membuat kau lebih begitu mudah di temukan, diam-diam
aku mencari tahu semua tentangmu, dan ternyata usiamu lebih tua di bandingkan
denganku, lebih tepatnya kau adalah
kakak kelasku. Kau yang sekarang duduk di kelas 9 dan aku duduk di kelas
8. Sampai kegiatan itu berakhir aku tak pernah melewatkan pertandingan jika timmu yang main.
Aku yang tak begitu suka
menonton pertandingan olahraga, kini aku menjadi sangat suka.
Hari-hari seperti biasa di
sekolah telah kembali. Kelasmu yang tak begitu jauh dari kelasku membuatku
selalu saja mencari-cari sosokmu dan entah dari mana sebagian teman kelasku
mengetahui rahasia yang selama ini ku simpan baik-baik, dan lebih parahnya lagi
salah seorang temanku yang tahu tentang
hal ini ternyata kenal baik denganmu, setiap kali kau lewat depan kelasku
selalu saja aku di ejek oleh teman-teman yang tahu akan hal itu. ia pun
memberitahu mu bahwa aku diam-diam menaruh hati padamu, keesokan
harinya ia datang memberitahuku tentang hal itu, aku begitu syok ketika mendengar semua
ucapannya.
Satu minggu
berlalu, bel pulang telah berbunyi dan disaat aku telah berada di ambang pintu
kelas tiba-tiba kau datang menghampiriku, entah bagaiman perasaanku saat itu,
rasanya aku ingin lari saja tapi setengah hatiku merasa senang, kau yang selama ini hanya bisa ku perhatikan dari jauh
kini kau berada di hadapanku, mata kecilmu yang menatapku membuatku begitu
tenang, hidungmu yang agak mancung, bibir tipismu yang kecil sangat cocok dengan
bentuk wajahmu dan ternyata kau juga diam-diam menaruh hati
padaku.
Siang
itu sebuah kata “ya” terucap yang menandakan terjalinnya sebuah hubungan,
hari-hariku berubah kerenamu, di saat jam istirahat tiba, kau selalu saja
menghampiriku dan mengantarku pulang, kau bahakan rela menunggu jika aku sedang
ada pelajaran tambahan. Seperti yang ku pikirkan dulu, jika kau hadir dalam
kehidupanku semuanya akan terasa berbeda dan itulah yang aku rasakan sekarang.
Satu
tahun telah kita lalui bersama, kini
aku masih menggunakan seragam putih
biru dan kau telah menggunakan seragam putih-abu-abu, kau telah memulai
lembaran baru, kisah baru, teman baru dan meninggalkanku sendiri, hari-hariku berubah tanpamu, saat jam istirahat tiba, aku
kesepian. jujur aku belum terbisa dengan semua ini, sampai akhirnya hal yang
kutakutkan selama ini terjadi, komunikasi di antara kita sangat jarang, kau
hanya mengirimiku pesan sesekali.
Awalnya aku tak
terlalu mempermasalahkan hal itu, yah karena aku berpikir
kehidupan di Smp akan berbeda dengan kehidupan Sma, mungkin kau sibuk dengan
tugas-tugasmu, tapi hal itu sampai terjadi satu bulan. setiap kali aku ingin
bertemu denganmu kau selalu saja berlasan
dan akhirnya kita pun putus kontak, kau mulai sibuk dengan dunia barumu. Atau
apakah ada orang ketiga dalam hubungan kita? Kubuang jauh-jauh pikiran itu,
memikirkannya saja sudah membuat napasku sesak.
Kini aku
tak tahu status di antara kita berdua, sudah dua bulan ini aku tak mendengar
kabar lagi darimu. Tepat di malam miggu aku mengirimu pesan “besok sore ketemuan
yuk” kutunggu balasan dari mu hingga satu jam berlalu kau baru membalas sms
dariku “sorry besok aku ada tugas, lain kali aja yahh” ada sedikit rasa kecawa atas jawabanmu tapi sekali
lagi ku coba mengerti akan hal itu.
Esok
harinya kuputuskan untuk jalan berdua dengan salah seoarang temanku dekatku,
kami memutuskan untuk mampir ke sebuah rumah makan. Dan di saat aku masuk, aku
dengan tak sengaja mendengar tawa yang tak asing lagi di telingaku, pandanganku segera
mencari-cari asal suara itu, saat mataku
menangakap punggung pria dengan baju kotak-kotak berwarna abu-abu
itu dengan cepat jantungku berdebar-debar tak karuan, pria itu dengan santainya bercanda dengan seorang wanita
yang duduk tepat di depannya, nafasku terasa sesak dan tanpa kusadari sebuah
butiran berwarna bening jatuh dari sudut mataku, hatiku seakan
hancur berkeping-keping.
Jam
dinding kamarku sudah menujukkan pukul 1:15 menit, Aku masih termenung sendiri
di sudat ranjang dengan mata sembab, tak beranjak sedikit pun sepulang dari rumah
makan yang aku datangi sore tadi, tisyu
berserakan di mana-mana, mengutuk diri sendriri betapa bodohnya diriku dengan
mudahnya percaya akan semua kata-katanya, masih terus bertanaya-tanya kepada diriku sendiri
tentang kejadian tadi sore, kesalahan apa yang telah aku lakukan? Apa yang salah
dari diriku? Hingga ia rela membagi hati kepada wanita lain, memberinya ruang
untuk mengisi hati yang penghuninya telah ada.
Satu
hari berlalu, sesekali kupandangi telpongenggam milikku yang terletak di sudat
ranjang yang terus bordering sejak
kejadian itu, sesekali kupandangi layarnya yang berkedap-kedip dengan nama
kontak yang sama, entah sudah berapa panggilan takterjawab yang ada di layar
telpongenggam milikku, hatiku bimbang, tiap kali benda kecil itu berdering
separuh hatiku ingin menjawab, separuh hatiku ingin mengabaikan panggilan itu.
Jujur. Hatiku sakit, bahkan sangat sakit, melihat dia bersama wanita lain
dengan mata kepalaku sendiri, rasa sakit kerena dibohongi masih membekas dengan
sangat jelas di hatiku , tapi entah kenapa aku tak bisa membenci dirinya
sepenuhnya, semakin ku ingin membenci dirinya, hatikecilku berkata, “jangan,
karena kau masih cinta”. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk memaafknnya dan
memberinya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan yang ia telah perbuat.
Karena CINTA aku bertahan………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar