Rabu, 17 Oktober 2018

yang kutakutkan akhirnya terjadi :"

Entah siapa yang pertama kali menciptakan sekat.
entah siapa yang pertama kali menciptakan jarak.
entah siapa yang pertama kali berubah.
entah siapa yang pertama kali menjauh.
Aku? kau? atau dia?

Ahhhh, sekarang kita tak sedekat yang dulu lagi.
sekarang, kita lebih banyak berjalan sendiri-sendiri.
hei. tidakkah kalian merasakannya?
masing-masing dari kita tak bisa lagi melawan ego yang ada.
semua ingin benar dan didengar.

Jika ingin menegok kembali kejadia-kejaidan yang telah lalu, aneh rasanya.
ternyata, kita pernah sedekat itu.

Rabu, 18 Mei 2016

Ini (bukan) cerpen

Mari sedikit bercerita tentang kisah kami smile emotikon
Inilah kami!!
Kelas yang awalnya berjumlah 36 Siswa dan sekarang sudah menjadi 35 orang Siswa
Kelas yang di dalamnya punya karakter yang berbeda-beda
Kelas yang tiap hari ributnya minta ampun
Kelas yang suka sekali buat planning ini itu but sebagian ji yang terlaksana hahaha
Kelas yang kalo ada kegiatan harus heboh
Kelas yang ngga bisa diam, susah diatur apalagi kalo mau foto satu kelas squint emotikon
Hampir 3 tahun sudah kita bersama
Bertemu enam kali disetiap minggunya
Jika dihitung-hitung kita akan bertemu 272 kali dalam setahun! Tapi bagiku itu sama sekali tak membosankan.
Well, pada akhirnya kita akan berpisah
Mau tidak mau, suka tidak suka kita akan berpisah memilih jalan masing-masing.
Tak akan ada lagi teriakan setiap paginya “ wee bayar iuranmu” “itu bla bla bla banyak sekali utangnya” “siapa hari ini menyapu? Nda bersihnya caranya “ 
Tak akan ada lagi yang baru tiba di kelas langsung bertanya “siapa yang jadi prnya? Liat ki dulu ee
Tak akan ada lagi teriakan jika jam istirahat tiba “tem siapa yang mua kekantin?” eh nitip ka bla bla bla”
Semua kekonyolan, kebahagiaan, kesedihan akan menjadi kenangan :’)
Dinding, kursi, meja dan kawan-kawannya telah menjadi saksi bisu kisah abu- abu kami
Coret-coretan di dinding, di meja, kursi menjadi penanda bahwa kami memang ada.

SeeyouontopTexas. Iloveyou

Selasa, 23 Februari 2016

Inilah Kami

Rumah "kedua" Kami!
Di sini, di rumah kedua kami sudah ada sejuta cerita dan kenangan yang tak bisa di lupakan.
Disini, kisah putih Abu-abu kami di mulai.
Disini sebagian kisah hidup kami di lukiskan.

Layaknya anak SMA pada umumnya, kisah kami pun seperti itu.
Percintaan & persahabatan, susah, senang, dan segalanya. Kami pun merasakannya. Yah...kisah kami seperti anak SMA kebanyakan.

Dan...masa-masa SMA ini akan selalu teringat walau dalam kenangan.


This is unforgettable Moment
Smansapol I am gonna miss you


Senin, 01 Februari 2016

Mengingat kembali hari itu

Foto ini sudah lama

Lama sekali

Setahun? Dua tahun?

Entahlah

Dan ku berharap “lama”

Tak berarti usang, lusuh, dilupakan dan dibuang

Dan benar saja

Karena anehnya moment ini masih segar di pikiran kami

Bahkan tak ada yang terhapus sedikitpun

Saat seorang di antara kami masuk membawa sebuah kue sambil bernyanyi kecil

Dan selang beberapa detik ruangan pun riuh dengan nyanyian happy birthday

Masih segar di pikiran kami

Bagaimana raut wajah beliau yang bahagia bercampur haru

Masih segar di pikiran kami

Bagaimana perasaan kami hari itu

Karena moment ini takakan pernah kami lupakan







Jumat, 01 Januari 2016

Masih tentang Hujan

Ahh… akhirnya hujan turun sore ini
Jika mengingat kembali sudah berapa lama hujan tak membasahi bumi?

Dan di saat hujan turun
Kunikmati setiap tetesnya
Senang rasanya berlari di bawah derasnya hujan

Jika kau masih membenci akan datangnya hujan
Itu berarti kau belum sepenuhnya mengenal hujan dengan baik
Karena percalayah di setiap tetesnya ada berkah yang terkandung

Jangan pernah sesekali membenci hujan
Maka kau tak akan hanya mendapat basahnya saja
Melainkan kau akan akan menemukan keajaiban di setiap datangnya

Dann akhirnya kau akan berkata “Wah HUJAN ternyata seperti ini".


Rabu, 29 Juli 2015

Tahun Terakhir

Hari pertama sekolah di mulai pada hari Rabu tepatnya tanggal 22 Juli 2014, yang itu artinya masa putih abu-abuku sudah dimulai kembali. Hari itu adalah hari pertamaku bersama teman-teman menyandang status baru sebagai Siswa/Siswi kelas XII, setelah penerimaan laporan pendidikan yang menyatakan kami naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi.

2 tahun kita bersama bukanlah waktu yang dapat dihitung dengan hitungan jari.

Teman-teman sudah banyak sekali kisah yang nantinya akan menjadi kenangan ketika kita sudah meningalkan masa putih abu-abu ini, bermula dengan topi bola lengkap dengan ornamen yang bermacam-macam, pita berwarna-warni dan tak lupa dengan permen yang bermacam-macam.

Hingga tak terasa satu tahun lagi kita akan menjalani masa putih abu-abu ini, masa yang penuh dengan berbagai cerita, dan pada akhirnya kita akan berpisah demi masa depan yang lebih cerah.

Dalam kelas ini semua  karakter dari yang cengeng, rese, gokil, sampai yang suka marah-marah sudah bercampur menjadi satu layaknya seperti sebuah pelangi yang indah. suka, duka, tawa dan tangis sudah kita lalui bersama, walau terkadang ada yang bermusuhan hingga akhirnya hubungan yang baik mulai terjalin kembali.

Percalah.... semua yang telah terjadi tak kan pernah kulupakan
Dan...
Mari buat cerita kita lebih banyak lagi di satu tahun yang berharga ini.


Love You Guys


Kamis, 01 Januari 2015

Because love

Ku melihatmu pertama kali saat salah satu kegiatan sekolah di laksakankan, kau yang sedang bermain di lapangan basket Membuatku telah jatuh hati, yang awalnya hanya sebatas rasa kagum kemudian tumbuh menjadi seuatu yang lebih. sosokmu yang lebih tinggi dari kebanyakan anak seusiamu membuat kau lebih begitu mudah di temukan, diam-diam aku mencari tahu semua tentangmu, dan ternyata usiamu lebih tua di bandingkan denganku, lebih tepatnya kau adalah  kakak kelasku. Kau yang sekarang duduk di kelas 9 dan aku duduk di kelas 8. Sampai kegiatan itu berakhir aku tak pernah melewatkan pertandingan jika timmu yang main. Aku yang tak begitu  suka menonton pertandingan olahraga, kini aku menjadi sangat suka.

Hari-hari seperti biasa di sekolah telah kembali. Kelasmu yang tak begitu jauh dari kelasku membuatku selalu saja mencari-cari sosokmu dan entah dari mana sebagian teman kelasku mengetahui rahasia yang selama ini ku simpan baik-baik, dan lebih parahnya lagi salah  seorang temanku yang tahu tentang hal ini ternyata kenal baik denganmu, setiap kali kau lewat depan kelasku selalu saja aku di ejek oleh teman-teman yang tahu akan hal itu. ia pun memberitahu mu bahwa aku diam-diam menaruh hati padamu, keesokan harinya ia datang memberitahuku tentang hal itu, aku begitu  syok ketika mendengar semua ucapannya.

Satu minggu berlalu, bel pulang telah berbunyi dan disaat aku telah berada di ambang pintu kelas tiba-tiba kau datang menghampiriku, entah bagaiman perasaanku saat itu, rasanya aku ingin lari saja tapi setengah hatiku merasa senang, kau yang  selama ini hanya bisa ku perhatikan dari jauh kini kau berada di hadapanku, mata kecilmu yang menatapku membuatku begitu tenang, hidungmu yang agak mancung, bibir tipismu yang kecil sangat cocok dengan bentuk wajahmu dan  ternyata kau juga diam-diam menaruh hati padaku.

Siang itu sebuah kata “ya” terucap yang menandakan terjalinnya sebuah hubungan, hari-hariku berubah kerenamu, di saat jam istirahat tiba, kau selalu saja menghampiriku dan mengantarku pulang, kau bahakan rela menunggu jika aku sedang ada pelajaran tambahan. Seperti yang ku pikirkan dulu, jika kau hadir dalam kehidupanku semuanya akan terasa berbeda dan itulah yang aku rasakan sekarang.

Satu tahun telah kita lalui bersama, kini  aku  masih menggunakan seragam putih biru dan kau telah menggunakan seragam putih-abu-abu, kau telah memulai lembaran baru, kisah baru, teman baru dan meninggalkanku sendiri, hari-hariku  berubah tanpamu, saat jam istirahat tiba, aku kesepian. jujur aku belum terbisa dengan semua ini, sampai akhirnya hal yang kutakutkan selama ini terjadi, komunikasi di antara kita sangat jarang, kau hanya mengirimiku pesan sesekali.

Awalnya aku tak terlalu mempermasalahkan hal itu, yah karena aku berpikir kehidupan di Smp akan berbeda dengan kehidupan Sma, mungkin kau sibuk dengan tugas-tugasmu, tapi hal itu sampai terjadi satu bulan. setiap kali aku ingin bertemu denganmu  kau selalu saja berlasan dan akhirnya kita pun putus kontak, kau mulai sibuk dengan dunia barumu. Atau apakah ada orang ketiga dalam hubungan kita? Kubuang jauh-jauh pikiran itu, memikirkannya saja sudah membuat napasku sesak.

Kini aku tak tahu status di antara kita berdua, sudah dua bulan ini aku tak mendengar kabar lagi darimu. Tepat di malam miggu aku mengirimu pesan “besok sore ketemuan yuk” kutunggu balasan dari mu hingga satu jam berlalu kau baru membalas sms dariku “sorry besok aku ada tugas, lain kali aja yahh” ada sedikit rasa kecawa atas jawabanmu tapi sekali lagi ku coba mengerti akan hal itu.

Esok harinya kuputuskan untuk jalan berdua dengan salah seoarang temanku dekatku, kami memutuskan untuk mampir ke sebuah rumah makan. Dan di saat aku masuk, aku dengan tak sengaja mendengar tawa yang tak asing lagi di telingaku, pandanganku segera mencari-cari  asal suara itu, saat mataku menangakap punggung pria dengan baju kotak-kotak berwarna abu-abu itu dengan cepat jantungku berdebar-debar tak karuan, pria itu dengan  santainya bercanda dengan seorang wanita yang duduk tepat di depannya, nafasku terasa sesak dan tanpa kusadari sebuah butiran berwarna  bening jatuh dari sudut mataku, hatiku seakan hancur berkeping-keping.

Jam dinding kamarku sudah menujukkan pukul 1:15 menit, Aku masih termenung sendiri di sudat ranjang dengan mata sembab, tak beranjak sedikit pun sepulang dari rumah makan yang aku datangi sore tadi,  tisyu berserakan di mana-mana, mengutuk diri sendriri betapa bodohnya diriku dengan mudahnya percaya akan semua kata-katanya,  masih terus bertanaya-tanya kepada diriku sendiri tentang kejadian tadi sore, kesalahan apa yang telah aku lakukan? Apa yang salah dari diriku? Hingga ia rela membagi hati kepada wanita lain, memberinya ruang untuk mengisi hati yang penghuninya telah ada. 

Satu hari berlalu, sesekali kupandangi telpongenggam milikku yang terletak di sudat ranjang  yang terus bordering sejak kejadian itu, sesekali kupandangi layarnya yang berkedap-kedip dengan nama kontak yang sama, entah sudah berapa panggilan takterjawab yang ada di layar telpongenggam milikku, hatiku bimbang, tiap kali benda kecil itu berdering separuh hatiku ingin menjawab, separuh hatiku ingin mengabaikan panggilan itu. Jujur. Hatiku sakit, bahkan sangat sakit, melihat dia bersama wanita lain dengan mata kepalaku sendiri, rasa sakit kerena dibohongi masih membekas dengan sangat jelas di hatiku , tapi entah kenapa aku tak bisa membenci dirinya sepenuhnya, semakin ku ingin membenci dirinya, hatikecilku berkata, “jangan, karena kau masih cinta”. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk memaafknnya dan memberinya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan yang ia telah perbuat.

 Karena CINTA aku bertahan………