Senja
mulai menyapa, sunset kali ini benar-benar beda dari biasanya, kau telah pergi
meninggalkanku sendiri, membiarkanku sendiri menikmati sunset kali ini dan
sunset-sunset yang lainnya mungkin. Jujur aku belum terbiasa dengan semua ini,
terasa begitu asing bagiku, dulu kau duduk di sampingku, dulu kau tertawa
bersamaku di sini, dulu kita melakukan hal-hal konyol dan bodoh di sini, dulu
kau mengajakku berkeliling taman tapi itu dulu sebelum kau pergi
meninggalaknku.
Hari itu adalah hari yang sangat aku benci di saat mamamu menelponku katanya kau tiba-tiba saja pingsan dan ia menyuruhku untuk segera kerumah sakit. Ternyata ada hal yang selama ini kau sembunyikan padaku, teman-temanmu bahkan orang yang sangat dekat denganmu, kedua orang tuamu. saat ku bertanya kenapa? Kau berkata tak ingin membuatku sedih, takut, cemas atau apapun itu yang bisa membuat pikiranku tak tenang, asal kamu tahu, pergi meninggalkanku jauh lebih sakit. Saat dokter mengatakan Kau divonis menderita kanker otak yang sudah stadium IV dan harus segera di lakukan operasi. Tiba-tiba saja napasku terasa begitu sesak, aku tak bisa mendengar apapun kecuali suara dokter itu. Dua detik, tiga detik, empat detik dan akhirnya air mataku pun tumpah.
Operasinya
berjalan dengan lancar, Aku tahu kamu pasti bisa melewati masa-masa ini, tapi
lima hari setelah operasi itu kau pergi meniggalkanku, Kedua orang tuamu dan
teman-temanmu. Kenapa begitu cepat ya tuhan? Kita belum mewujudkan mimpi-mimpi
indah kita, masih banyak yang belum kita lakukan. Tapi takdir berkata lain, kau
dipanggil lebih dulu meninggalkanku seorang diri. Kebanyakan orang berkata
orang yang baik akan cepat di panggil. Yah… dan aku tak boleh bersedih karna
kau sudah nyaman di pelukan Tuhan.